Selasa, 29 Desember 2015

Persamaan dan Perbedaan Agama Kristen dengan Kepercayaan Leluhur

Definisi Agama

Mengenai agama, World Book Encyclopedia mencatat sebagai berikut: 
Religion. No simple definition can describe the numerous religions in the world. For many people, religion is and organized system of beliefs, ceremonies, practices, and worship that centre on one supreme God, or the Deity. For many others, religion involves a number of Gods, or Deities. Some people have a religion in which no specific God or gods are worshipped. There are also people who practise their own religious beliefs in their own personal way, largely independent of organized religion. But almost all people who follow some form of religion believe that a divine power created the world and influences their lives.
Tidak ada definisi sederhana yang dapat menggambarkan agama-agama di dunia ini secara lengkap dan jelas. Bagi sebagian orang, agama adalah sistem kepercayaan, perayaan, sembahyang dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagi yang lain, agama melibatkan beberapa Tuhan atau Dewa. Sebagian orang memeluk agama yang tidak menyembah Tuhan atau Dewa-dewa tertentu. Ada juga orang yang memeluk agama sesuai dengan keyakinan mereka sendiri, tanpa terikat pada agama-agama yang terorganisir. Akan tetapi hampir semua orang yang memeluk agama tertentu, percaya adanya suatu kekuatan adikodrati yang menciptakan dunia dan menguasai hidup mereka.
Orang memeluk agama karena beberapa alasan. Banyak yang memeluk suatu agama karena agama tersebut adalah warisan adat istiadat (kebudayaan) suku atau keluarga. Agama memberi rasa aman pada pemeluknya karena mereka percaya suatu Kekuatan Adikodrati yang senantiasa menjaga mereka. Orang-orang ini selalu memohon pertolongan dan perlindungan (pada Sang Adikodrati). Banyak orang memeluk suatu agama karena agama tersebut menjanjikan keselamatan dan kebahagiaan atau kesempatan untuk meningkatkan kehidupan mereka setelah meninggal. Bagi sebagian orang, agama mendatangkan perasaan puas diri dan merasa hidupnya berarti. Lebih lanjut, agama menyediakan jawaban atas berbagai pertanyaan, misal, Apa tujuan hidup? Kemana jalan hidup berakhir? Apa perbedaan baik dan jahat? Bagaimana harus berprilaku terhadap sesama manusia?

Persamaan antara agama Kristen dengan Kepercayaan Leluhur

Di Indonesia, aliran kepercayaan yang paling banyak penganutnya adalah Agama Buhun. Data yang terekam oleh peneliti Abdul Rozak, penulis Teologi Kebatinan Sunda, menunjukkan jumlah pemeluk agama ini 100 ribu orang. Jika angka ini benar, Agama Buhun jelas salah satu aliran kepercayaan terbesar di Indonesia, yaitu 25 persen dari seluruh penghayat aliran kepercayaan. Data Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2003 mengungkapkan, dari 245 aliran kepercayaan yang terdaftar, sementara keseluruhan penghayat mencapai 400 ribu jiwa lebih.

  

Mitologi dan sistem kepercayaan

 Kekuasaan tertinggi berada pada Sang Hyang Kersa (Yang Mahakuasa) atau Nu Ngersakeun(Yang Menghendaki). Dia juga disebut sebagai Batara Tunggal (Tuhan yang Mahaesa),Batara Jagat (Penguasa Alam), dan Batara Seda Niskala (Yang Gaib). Dia bersemayam di Buana Nyungcung. Semua dewa dalam konsep Hindu (Brahma, Wishnu, Shiwa, Indra, Yama, dan lain-lain) tunduk kepada Batara Seda Niskala.

Ada tiga macam alam dalam kepercayaan Sunda Wiwitan seperti disebutkan dalam pantun mengenai mitologi orang Kanekes:
  • Buana Nyungcung: tempat bersemayam Sang Hyang Kersa, yang letaknya paling atas
  • Buana Panca Tengah: tempat berdiam manusia dan makhluk lainnya, letaknya di tengah
  • Buana Larang: neraka, letaknya paling bawah
Antara Buana Nyungcung dan Buana Panca Tengah terdapat 18 lapis alam yang tersusun dari atas ke bawah. Lapisan teratas bernama Bumi Suci Alam Padang atau menurut kropak 630 bernama Alam Kahyangan atau Mandala Hyang. Lapisan alam kedua tertinggi itu merupakan alam tempat tinggal Nyi Pohaci Sanghyang Asri dan Sunan Ambu.

Sang Hyang Kersa menurunkan tujuh batara di Sasaka Pusaka Buana. Salah satu dari tujuh batara itu adalah Batara Cikal, paling tua yang dianggap sebagai leluhur orang Kanekes. Keturunan lainnya merupakan batara-batara yang memerintah di berbagai wilayah lainnya di tanah Sunda. Pengertian nurunkeun (menurunkan) batara ini bukan melahirkan tetapi mengadakan atau menciptakan.

 

Filosofi

 Paham atau ajaran dari suatu agama senantiasa mengandung unsur-unsur yang tersurat dan yang tersirat. Unsur yang tersurat adalah apa yang secara jelas dinyatakan sebagai pola hidup yang harus dijalani, sedangkan yang tersirat adalah pemahaman yang komprehensif atas ajaran tersebut. Ajaran Sunda Wiwitan pada dasarnya berangkat dari dua prinsip, yaitu Cara Ciri Manusia dan Cara Ciri Bangsa.
Cara Ciri Manusia adalah unsur-unsur dasar yang ada di dalam kehidupan manusia. Ada lima unsur yang termasuk di dalamnya:
· Welas asih: cinta kasih
· Undak usuk: tatanan dalam kekeluargaan
· Tata krama: tatanan perilaku
· Budi bahasa dan budaya
·Wiwaha yudha naradha: sifat dasar manusia yang selalu memerangi segala sesuatu sebelum melakukannya
Orang tua dan leluhur adalah jalan seorang manusia terlahir di dunia, penghormatan kepada arwah leluhur (dibatasi maksimal 5 generasi bagi raja) adalah cara untuk mengingat dari mana kita berasal dan kewajiban kita meneladani hidup leluhur yang memuliakan Dayi. Hal itu bisa dibandingkan dengan kebiasaan orang Kristen ketika berdoa kepada Allah dengan berkata, “Allah Abraham, Allah Yakub…”


Perbedaan antara agama Kristen dengan Kepercayaan Leluhur

Kepercayaan kepada leluhur tidak sama dengan pemujaan atau penyembahandewa. Dalam beberapa budaya Afro-Amerika, para leluhur dipandang mampu sebagai perantara atas nama mereka yang masih hidup di dunia, seringkali sebagai pembawa pesan antara manusia dan dewa-dewa. Sebagai roh yang dulunya adalah manusia, mereka dipandang lebih mampu untuk mengerti kebutuhan manusia dibandingkan dengan makhluk ilahi. Dalam budaya lainnya, tujuan pemujaan leluhur bukan untuk meminta bantuan tetapi sebagai bakti seseorang. Beberapa budaya meyakini bahwa leluhur mereka benar-benar perlu dirawat atau dilayani oleh keturunan mereka yang masih hidup di dunia, dan praktek tersebut termasuk persembahan makanan dan berbagai ketentuan lainnya. Lainnya lagi tidak percaya bahwa para leluhur bahkan menyadari apa yang dilakukan keturunan mereka bagi mereka, tetapi ungkapan bakti itulah yang penting.
Kebanyakan budaya yang mempraktekkan penghormatan leluhur (bahasa Inggris: ancestor veneration) tidak menyebutnya "pemujaan leluhur" (ancestor worship). Dalam bahasa Inggris, kata worship (biasa diterjemahkan menjadi pemujaan atau penyembahan)[a] umumnya mengacu pada devosi dan cinta yang penuh hormat kepada dewa (ilah) atau Tuhan (Allah).[3][4][5] Namun, dalam budaya-budaya lainnya, tindakan pemujaan ini tidak berkaitan dengan keyakinan bahwa leluhur yang telah meninggal tersebut telah menjadi semacam dewa. Sebaliknya tindakan ini merupakan suatu cara  untuk menghargai, menghormati, dan mengurus para leluhur dalam kehidupan setelah kematian mereka, serta mencari petunjuk atau bimbingan bagi keturunan yang masih hidup di dunia. Dalam hal ini banyak budaya dan agama melakukan praktek serupa. Beberapa di antaranya mungkin mengunjungi makam orang tua atau leluhur mereka, menaruh bunga di atasnya, berdoa bagi mereka untuk menghormati dan mengenang mereka, bahkan juga meminta leluhur mereka untuk terus menjaga mereka. Tetapi hal-hal ini tidak dianggap sebagai memuja atau menyembah karena istilah pemujaan atau penyembahan tidak menunjukkan makna demikian.

Dalam pengertian tersebut frasa "penghormatan leluhur" mungkin memberikan arti yang lebih akurat perihal apa yang dilihat para praktisi hal tersebut, seperti kelompok masyarakat yang dipengaruhi Konfusianisme, Buddhisme, dan Tionghoa, serta budaya-budaya Eropa dan Afrika, tentang apa yang mereka lakukan. Hal ini selaras dengan arti kata veneration (biasa diterjemahkan jadi penghormatan saja)[b] dalam bahasa Inggris, yaitu penghormatan yang besar karena martabat, hikmat, atau dedikasi seseorang.

Agama Nashrani atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebut-an agama Kristen adalah salah satu agama yang mengaku-aku monotheis-me, namun dalam kenyataannya ajaran Kristen adalah polytheisme, yaitu ketika kita melihat konsep aqidah mereka yang dikenal dengan Trinitas atau Tritunggal.
Nashrani berasal dari kata Nazharet yaitu tempat kelahiran Nabi ‘Isa ? . Sedangkan kata Kristen berasal dari Kristus “ Juru Selamat “ yang merupakan sebutan yang dikarang secara dusta oleh Saulus dan pa-ra pengikutnya.
Agama Kristen telah terpecah jadi puluhan agama baru, dari yang sifatnya besar dan mendunia hingga yang lokal dan kurang populer. Se-tiap agama pecahannya pasti mengkafirkan agama pecahan yang lainnya pula. Dan secara umum, agama Kristen terbagi menjadi tiga agama baru, yang masing-masing memiliki gereja dan tokoh agama sendiri-sendiri. Ketiga agama terbesar dari lingkup agama Kristen ini yaitu : Katholik, Or todox dan Protestan. Meskipun mereka berbeda dalam tempat ibadah dan pimpinan spiritualnya, bahkan dalam injilnya, namun mereka semua sepa kat dengan prinsip ajaran trinitas atau tritunggal.


Website refrensi  Persamaan dan Perbedaan Agama Kristen dengan Kepercayaan Leluhur
  •  Penghormatan leluhur (https://id.wikipedia.org/wiki/Penghormatan_leluhur)

Di buat oleh : Alberto Paulus Ciputra - 20140710269

Tokoh Tionghoa Bapak Kho Wan Gie


Kho Wan Gie (1908 - 1983) 



Kho Wan Gie, salah satu tokoh perintis komik di Indonesia sebelum Ganesh TH, komikus legendaris Indonesia dengan “Si Buta dari Gua Hantu”-nya (Ganesh TH juga adalah seorang keturunan Tionghoa). Karya Kho Wan Gie, "Si Put On" (mulai terbit pada 1931) adalah salah satu komik pertama di Indonesia dan menjadi pelopor komik-komik humor di Indonesia. Komik yang menggambarkan suasana kehidupan kaum Tionghoa di Indonesia pada masa itu.










Biografi singkat tentang Kho Wan Gie

Kho Wan Gie (lahir di Indramayu,jawa Barat Tahun 1908 - wafat Mei 1983) adalah seorang komikus generasi pertama Indonesia yang karyanya mulai diterbitkan pada tahun 1929. Karya awalnya, strip komik berjudul "Si Put On" adalah salah satu komik pertama di Indonesia dan menjadi pelopor komik-komik humor di Indonesia.
Sebagai seorang komikus, Kho Wan Gie jelas berhak menyandang predikat yang istimewa, bukan hanya karena dirinya dianggap sebagai “penduduk” Indonesia pertama yang membuat komik Indonesia, namun ia juga terus berkarya sepanjang hidupnya sampai akhir hayatnya.
Kho Wan Gie terlahir di Indramayu pada bulan Agustus  tahun 1908, ia bersama dengan Siauw Tik Kwie atau Otto Swatika, komikus Sie Djin Koei, mereka belajar seni lukis dari pelukis Belanda Jan Franck dan H. Van Vethhuizen.


Pada tahun 1927, ia mencoba berkonsentrasi penuh pada dunia lukis dengan meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai seorang pelayan toko dan mulai bekerja pada majalah Panorama. Dua tahun kemudian ia pindah ke harian Sin Po. Ang Jan Goan, pemilik surat kabar tersebut kemudian memintanya untuk menggambar serial komik di hariannya. Mula-mula karakter yang dipakai oleh Kho Wan Gie tidak memiliki nama tetap, baru pada tanggal 17 Januari 1931, tokohnya diberi nama “Put On” alias “si Gelisah”. Karakternya ini kemudian menjadi idola baru para pembaca Sin Po yang kehadirannya ditunggu setiap hari Kamis. Apabila absen sekali saja, harian ini akan mendapatkan banyak surat pertanyaan dari para pembacanya.

Riwayat hidup seorang karakter komik strip biasanya akan ikut pada media tempat dia berada, pada masa pendudukan Jepang, Jepang melarang semua media massa terbit, dan harus seizin dengan Jepang. Koran Sin Po dibredel; terlebih lagi karena surat kabar ini memiliki afiliasi kuat dengan Tiongkok. Setelah kemerdekaan, Put On kembali berlanjut, kali ini melalui majalah Pantjawarna dan Wartha Bakti. Sampai kemudian majalah-majalah tersebut dibredel pasca G30S karena beraliran kiri.
Kho Wan Kie kemudian memakai nama pena Sopoiku, yang dalam bahasa Indonesia berarti “siapa itu”. Nama pena tersebut memiliki berbagai tafsiran, antara lain bahwa Kho Wan Kie sebenarnya ingin agar para pembacanya dulu segera mengenalnya beserta tulisannya.

Sebagai Kho Wan Gie, dia hanya membuat Put On. Namun setelah majalah Wartha Bakti tempat Put On berada dibredel. Dengan nama barunya Sopoiku justru menjadi lebih produktif dan eksploratif dalam berkarya. Pasca G30S dia berhenti membuat Put On dan membuat komik lain dengan karakter-karakter baru seperti Nona Agogo, Bolong Jilu (Agen Rahasia 013), Dalip dan Dolop, dan Djali Tokcer.

Salah satu nilai kekuatan Kho Wan Gie dalam berkomik ada pada dialeknya, Kho wan Gie cenderung memakai bahasa yang santai, gaul, dan juga mencirikan identitas. Dalam Put On dialek Melayu yang unsur Tionghoa-nya tampak sangat kental terutama pada masa sebelum kemerdekaan. Dalam Djali Tokjer dialek betawinya yang  terasa kuat. Dari bahasa-bahasa yang dipakai dapat dilihat transisi dialek dari masa ke masa.

Karakter Put On sebenarnya sangat menarik karena menggambarkan bagaimana kehidupan peranakan Tionghoa di Indonesia. Walaupun karakter Put On merupakan seorang keturunan Tionghoa, namun karakter ini sangat nasionalis. Terlihat dengan bagaimana karakter ini sangat mengidolakan Bung Karno dan juga selalu menghadiri upacara 17 agustus.

Put On merekam kehidupan penduduk Djakarta khususnya peranakan Tionghoa saat itu. Tak hanya itu, tokoh Kho Wan Gie juga merupakan tokoh yang sangat nasionalis walaupun beliau keturunan Tionghoa. Hal ini ditunjukkannya dengan kehadiran Put On yang tak pernah absen pada saat upacara 17 Agustus. 
Dan yang menarik, pemuatan lagu Indonesia Raya karya WR Supratman di Harian Sin Po juga tak lepas dari jasanya. Menurut pihak keluarga, bahkan almarhum juga ikut berperan dalam penyusunan teks, sayang hal 
ini tidak pernah diungkapkan.

Menurut beliau, “Put On sebenarnya bukan nama China, melainkan nama permainan sejenis dam-dam-an dari bahasa Inggris.” Tak  jadi soal karena kemudian si Put On yang awet membujang itu malah  menjadi jauh lebih ngetop ketimbang pelukisnya.

Pada masa Orde Baru, karakter-karakter Kho Wan Gie tidak ada yang menunjukan ciri-ciri etnis Tionghoa. Meski demikian dialek yang ada pada komik-komiknya masih dengan kuat menggambarkan karakternya sebagai seorang yang hidup di daerah Jakarta. Kho Wan Gie juga menjauhkan komik-komiknya dari kehidupan-kehidupan glamor seperti yang banyak terjadi dalam komik-komik roman remaja, suasana dalam komiknya lebih dekat dengan masyarakat yang berada pada kelas menengah ke bawah.

Kho Wan Gie terus membuat komik dari tahun 1930 sampai akhir hayatnya di tahun 1983, dan hanya sempat terhenti pada masa pemerintahan Jepang. Bisa dibilang Kho Wan Gie telah melewati berbagai era di Indonesia, yaitu  dari  masa kolonial,  masa  revolusi (perang pasca kemerdekaan – ed), “orde lama”, dan juga orde baru. Meskipun Kho Wan Gie memakai nama samaran Sopoiku dalam berkarya, ia tidak mengganti namanya dalam kehidupan pribadinya. Pada saat Kho Wan Gie meninggal, koran-koran tetap mencantumkan nama aslinya.


Di usia tua, Oom Kho ganti nama jadi Sopoiku, kadang juga Soponyono. Terus membuat komik strip si Pengky di halaman belakang majalah Ria Film selama belasan tahun. Juga menerbitkan komik-komik lucu yang menjadi spesialisasinya seperti Nona A Go Go, Jali Tokcer, Si Lemot dan Agen Rahasia Bolong Jilu (013).

Kho Wan Gie meninggal dalam usia tua di rumahnya yang asri di  kawasan Kebun Jeruk, Mangga Besar, Jakarta Kota.



Gambar Komik PUT ON :
















Website & blog refrensi Tokoh Tionghoa Kho Wan Gie :

-          Kho Wan Gie - Tokoh Perintis Komik Indonesia (http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/1057-kho-wan-gie-tokoh-perintis-komik-indonesia)

-          Biografi Kho Wan Gie (https://id.wikipedia.org/wiki/Kho_Wan_Gie)

-          Kho Wan Gie: Orang-orang Tionghoa di Medan Komik Indonesia- bagian2           (http://sekuensi.com/kho-wan-gie/)

 Di buat oleh : Alberto Paulus Ciputra – 20140710269

Makna & Sejarah Kue Ku / Ang Ku


Makna & Sejarah Kue Ku / Ang Ku

Kue Ku atau nama lainnya Ang Ku Kueh. Kue yang berasal dari Cina,
Menurut sejarahnya, Âng-Ku-Kóe berarti kue kura-kura merah, walaupun dengan semakin berkembang nya zaman, Kue Ku/Ang Ku Kueh sendiri sudah banyak dimodifikasi untuk pemberian warnanya.
Tekstur nya sendiri kenyal ketika dimakan dan diisi oleh kacang hijau yang manis rasanya.
Adapun arti dari bentuk Kue Ku/Ang Ku Kueh yang seperti tempurung kura-kura ialah, bahwa rakyat Tiongkok percaya jika memakan Kue Ku/Ang Ku Kueh akan berumur panjang, mendapat keberuntungan dan kesejahteraan.


Bahan-bahan Kue Ku
Bahan Kulit:
  •   225 gram tepung ketan
  •   50 gram gula tepung
  •   90 gram kentang, dikukus, dihaluskan (saya ganti dengan ubi putih)
  •   1/2 sendok teh garam
  •   150 ml santan hangat dari 1/4 butir kelapa (bisa pakai Sun atau Kara ukuran 66ml + air)
  •   1/2 sendok teh pewarna merah cabai
Bahan Isi:
  • 75 gram kacang hijau kupas, direndam 1 jam
  • 115 ml santan dari 1/4 butir kelapa
  • 40 gram gula pasir
  • 1 lembar daun pandan
  • 1/4 sendok teh Garam

Cara membuat Kue Ku
Cara membuat Isi:
  • Kukus kacang hijau 20 menit sampai mekar.
  • Blender kacang hijau dan santan.
  • Tambahkan gula pasir, daun pandan, dan garam.
  • Masak sambil diaduk di atas api kecil sampai kalis.
  • Dinginkan. Bentuk bola-bola (pakai 10 gram / bulatan) lalu Sisihkan.
Cara membuat Kulit:
  •   Campur tepung ketan, gula tepung, ubi, dan garam. Aduk rata.
  •  Masukkan santan sedikit-sedikit sambil diuleni sampai kalis. Tambahkan pewarna merah cabai. Aduk rata. (Warna adonan memang pink, tapi jangan khawatir, warna akan jadi merah menyala setelah dikukus)
  • Ambil sedikit adonan (saya pakai 47 gram) Pipihkan. Beri isi. Bentuk bulat. Masukkan ke dalam cetakan kue ku yang ditabur tepung ketan. Padatkan. (Karena saya pakai cetakan yang dari plastik, maka tepung saya ganti dengan minyak, agar kue mudah dilepaskan dari cetakan)
  • Keluarkan dari cetakan. Letakkan di atas daun pisang yang dioles sedikit minyak.
  • Kukus di atas api sedang 12 menit. Setiap 2 menit dibuka kukusannya.
  • Selagi masih panas, oleskan minyak tipis-tipis.

Penjual Kue Ku daerah Tangerang


Encim Sukaria
Jl. Soleh Ali No: 90 (Kapling).
Tangerang.
Telp: (021) 5521049

DAPUR ASRI
Jl.Surya Kencana Gg.Kemuning 4
Perumahan Alam Asri Blok D4 Pamulang
TANGERANG SELATAN.
Telp: 081216397969

Bakpau & Kue 555
Muara Karang Raya Blok Z6 Selatan No.16
Telp: (021) 6678085

Website & blog refrensi Makanan Tionghoa Kue Ku / Ang Ku:



Di buat oleh : Alberto Paulus Ciputra – 20140710269